Senin, 16 Desember 2013

09.Actuating/Pergerakan (Pengantar Manajemen)

Aktuating
(Penggerakan)

1.       Pengetian :
a.       Menurut G.R TERRY :
Aktuating adalah membuat semua kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha usaha pengorganisasian.

b.      Menurut Koontz dan O’donnel
Aktuating adalah hubungan antar aspek aspek indivudual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap sesuatu untuk dapat dimengerti dan pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien untuk tujuan perusahaan yang nyata.
2.       Pokok pokok masalah yang akan dibahas dalam fungsi pergerakan ini adalah:
a.       Perilaku Manusia (Human Behavior)
b.      Motivasi (Motivation)
c.       Kepemimpinan (Leadership)
d.      Komunikasi (Communication)
e.      Hubungan Manusia (Human Relation)

A.      Prilaku Manusia (Human Behavior)
Keberhasilan pemimpin dalam menbina kejiwaan, menggerakan dan mendorong kegairahan kerja para bawahan perlu mamahami faktor faktor manusia dan prilaku manusia.
Untuk mengetahui dan memaham  masalah perilaku manusia diperlukan beberapa peranan dan berbagai disiplin ilmu:
a.       Psikologi : Ilmu mengenai kejiwaan Manusia.
b.      Sosiologi : Ilmu mengenai Hubungan lingkungan antar manusia.
c.       Antropologi : Ilmu mengenai budaya dan etnis manusia.
d.      Psikologi Sosial :Ilmu mengenai hubungan kejiwaan manusia dengan lingkungan sosial antar manusia.
Karena ke 4 ilmu diatas membahas mengenai masalah manusia.
Disamping ke-4 ilmu diatas, maka keberhasilan pimpinan dallam melakukan pergerakan adalah seni manajemen (Art Mangement) dalam mempengaruhi bawahan dan mematuhi perintah-perintah yang diberikannya.
Manusia dalam hidup berkelompok mempunyai perbedaan dan persamaan seperti:
a.       Perbedaan :
                                                                                                   i.      Jenis kelamin
                                                                                                 ii.      Usia
                                                                                                iii.      Pengalaman
                                                                                               iv.      Agama
                                                                                                 v.      Perbedaan kepentingan
b.      Persamaan :
                                                                                                   i.      Persamaan kebutuhan untuk makan dan minum
                                                                                                 ii.      Kelanjutan keturunan
                                                                                                iii.      Keamanan


Ada beberapa ahli yang menulis tentang prilaku manusia antara lain:
1.       Elton Mayo dan Fritz Roothlis Berger
Tentang teori aturan Science.
Hasil penelitian tentang manusia dan pekerjaan menyimpulkan:
a.       Masalah manusia hanya dapat diselesaikan secara manusiawi bila menggunakan data data dan alat alat kemanusiaan pula.
b.      Moral atau semangat kerja lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas para pekerja.
Moral adalah suatu keadaan yang berhubungan erat sekali dengan kondisi mental seseorang.
c.       Perlakuan yang baik/wajar terhadap para karyawan lebih besar pengaruhnya terhadap produktifitas dari pada tingkat upah yang sesuai, walaupun upah merupakan hal yang penting.

2.       Douglas Mc. Greger
Membedakan dua teori dasar mengenai tingkah laku manusia yang dikenal dengan teori X dan Y.
Teori X beranggapan bahwa:
a.       Rata rata karyawan itu malas dan tidak bekerja.
b.      Umumnya karyawan tidak berambisi dan menghindari tanggung jawab.
c.       Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan dikendalikan.
d.      Karyawan lebih memntingkan diri sendiri dan tidak mepedulikan sasaran organisasi.

Tipe kepemimpinan Teori X  adalah pemimpin yang bersifat otoriter, seorang gaya pemimpinannya yang memaksa karyawannya untuk mencapai “Prestasi”.
Teori Y beranggapan bahwa:
a.       Rata rata karyawan rajin dan sesungguhnya bekerja dan bekerjasama wajarnya dengan bermain main dan beristirahat.
b.      Bekerja tidak perlu dihindari dan dipaksakan, banyak orang tidak betul dan merasa kesal jika tidak bekerja.
c.       Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju,
d.      Karyawan selalu berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan pengembangan dirinya untuk mencapai sasaran itu.
Tipe kepemimpinan teori Y adalah  Demokrasi 
Gaya kepemimpinan teori Y adalah :
Menjaga Keseimbangan dan Kompromi




Dosen : Marius P. Angipora

Rangkuman Elemen Elemen Organisasi (Pengantar Manajemen)

ELEMEN ELEMEN ORGANISASI
Levitt (Scott, 1987) menyatakan bahwa terdapat 4 elemen internal dan satu faktor lingkungan dalam suatu organisasi. Faktor lingkungan tidak dibahas dalam kajian ini karena merupakan kajian tersendiri. Keempat elemen itu adalah
1.    Struktur sosial
Struktur organisasi menunjuk pada aspek yang teratur dan terpola dari hubungan-hubungan yang terjadi di antara suatu organisasi. Kingsley Davis mengkaitkan struktur organisasi dengan pengelompokan sosial yang secara analitis dapat dikelompokkan menjadi 2  yaitu struktur normatif dan struktur perilaku. Struktur normatif meliputi norma (norms), nilai-nilai (values), dan harapan-harapan peran (role expectations). Nilai merupakan kriteria yang digunakan untuk menentukan tujuan dari suatu perilaku, norma merupakan aturan umum yang mengarahkan perilaku menuju tercapainya suatu tujuan, dan peran (roles) adalah harapan atau ukuran evaluasi yang dipergunakan dalam menilai perilaku seseorang dalam suatu posisi tertentu.
Struktur  normatif adalah posisi sosial yang menunjuk suatu lokasi dalam suatu sistem hubungan sosial. Nilai, norma maupun peranan dalam  setiap pengelompokan manusia terorganisir secara sistematik  dan merupakan seperangkat kepercayaan yang relatif saling berkaitan, tidak saling bertentangan, serta mempengaruhi perilaku anggota masyarakat, termasuk anggota suatu organisasi.
Struktur perilaku menunjuk pada perilaku yang dilakukan oleh anggota masyarakat berupa aktivitas-aktivitas dan interaksi-interaksi yang pada tingkat tertentu mempunyai keteraturan.
Struktur normatif dan struktur perilaku tersebut pada dasarnya saling lepas, tetapi pada tingkat tertentu terdapat keterkaitan. Setiap kelompok sosial, termasuk juga dalam organisasi, selalu ditandai oleh adanya struktur normatif yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh anggotanya. Selain itu juga ditandai dengan adanya struktur perilaku yang menghubungkan anggotanya dalam suatu jaringan hubungan sosial yang umum atau pola aktivitas maupun pola interaksi. Hubungan kedua struktur ini merupakan struktur sosial dari suatu kolektivitas sosial.
Struktur sosial dalam organisasi menekankan pada segi pemahaman secara mendalam dari aturan yang ditunjukkan oleh perilaku anggota organisasi. Ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa setiap saat, ribuan bahkan jutaan orang melakukan tindakan dalam organisasi, tetapi semuanya tidak menghasilkan kekacauan maupun kebingungan, tetapi justru menghasilkan suatu tindakan yang teratur berdasar suatu aturan tertentu. Namun struktur sosial juga tidak kemudian berarti selalu ada dalam keselarasan dan keharmonisan. Konflik dan pertentangan senantiasa akan ada dan muncul dalam kehidupan berorganisasi. Meskipun demikian, tidak mengarah pada munculnya tindakan anggota yang brutal dan agresif, tetapi konflik itu melalui pola yang teratur pula. Tidak saja hanya keteraturan dan kemapanan tetapi ketegangan, penyimpangan dan perubahan dapat terjadi dalam organisasi.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi, senantiasa terdapat struktur normatif yang terdiri dari nilai, norma, dan harapan peran. Terdapat pula struktur perilaku, yang terdiri dari aktivitas dan interaksi yang relatif teratur. Kedua struktur ini merupakan salah satu elemen penting dari setiap organisasi.

2.    Anggota
Anggota suatu organisasi adalah orang atau individu, yang  pada  tingkatan  yang  ber-beda-beda memiliki harapan memperoleh sesuatu, dengan memberikan suatu kontribusi bagi organisasi. Dari pernyataan ini terlihat bahwa sebenarnya ada hubungan timbal balik antara anggota suatu organisasi dengan organisasi itu sendiri. Anggota setiap organisasi pastilah mendapatkan yang bersifat material maupun yang bersifat non material dari organisasi yang diikutinya. Sebaliknya bagi organisasi, keikutsertaan seseorang itu memberikan konstribusi bagi keberadaan organisasi, paling tidak status keanggotaan yang dimiliki anggota menunjukkan bahwa organisasi itu memiliki eksistensi yang jelas.
Individu yang menjadi anggota dari beberapa organisasi sekaligus, demi memperluas dan memperdalam keterlibatannya dalam organisasi, maka akan sukar diperkirakan dalam organisasi mana sebenarnya paling berpartisipasi. Karakteristik demografis dari anggota suatu organisasi memiliki konsekuensi yang penting pada beberapa aspek organisasi, terutama pada segi struktur dan fungsi organisasi. 

3.   Tujuan
Tujuan organisasi merupakan elemen yang penting dalam organisasi karena akan memudahkan dalam mempelajari organisasi, tetapi ada sebagian ahli tidak menganggap penting untuk mengetahui tujuan organisasi. Sosiolog kelompok behaviorisme menganggap tidak penting tujuan organisasi karena yang sebenarnya mempunyai tujuan adalah para anggotanya.  Kelompok kolektivisme menyatakan bahwa individu itu tunduk pada aturan organisasi sehingga organisasi dapat memaksa individu untuk tunduk pada aturan organisasi, termasuk memaksa mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi merupakan suatu titik pusat yang penting dalam melakukan analisa terhadap fenomena organisasi. Tujuan organisasi secara tentatif didefinisikan sebagai suatu konsepsi dan hasil yang diinginkan.

4.    Teknologi
Perhatian tentang  teknologi dalam  organisasi  mengacu  pada  organisasi  sebagai  tempat berbagai pekerjaan dilakukan, atau sebagai lokasi memanfaatkan transformasi energi, tempat mekanisme proses peralihan dari masukan (input) menjadi keluaran (output). Penggunaan Teknologi di dalam organisasi dapat memudahkan para anggota untuk dapat melakukan kegiatan kegiatan dalam organisasi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien atau efektif.

ELEMEN-ELEMEN ORGANISASI MENURUT  HENRY MINTZBERG
1.       THE OPERATING CORE
Para pegawai yang melaksanakan perkerjaan dasar ynag berhubungan dengan produksi dari produk dan jasa.

2.       THE STRATEGIC APEX
Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawab organisasi secara keseluruhan.

3.       THE MIDDLE LINE
Para manajer yang menjadi penghubung antara THE OPERATING CORE dengan  THE STRATEGIX APEC.

4.       THE TECHNOSTRUCTURE
Para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.

5.        THE SUPPORT STAFF
Orang orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak langsung kepada  organisasi.




Dosen : MARIUS  P.  ANGIPORA

Rabu, 11 Desember 2013

09.Faktor Pemasaran (Pengantar Bisnis)

Fungsi Pemasaran
Pemasaran
Definisi :
-          Berasal dari Kata “PASAR”
-          Pasar dalam arti tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli
-          Pasar dalam arti Ekonomi adalah Seseorang atau Perusahaan yang rela dan mampu untuk membeli barang hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kepuasan.
-          Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha / bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Basu Swastha, 2005:5)
Unsur Pemasaran/Marketing Mix (Gerome ne Charty) :
1.       Product                : Barang / jasa hasil produksi yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar.
2.       Price                      : Harga yang ditetapkan untuk suatu produk dan disesuikan dengan pasar.
3.       Place                     : Tempat/Lokasi yang strategis untuk melakukan distribusi produk hasil produksi.
4.       Promotion          : Usaha untuk memperkenalkan produk dan mempengaruhi pasar untuk membeli produk.
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, harga, kegiatan promosi, dan distribusi.
Unsur Pemasaran menurut Victor T.C Midleton:
1.       Proses
2.       Person
3.       Phisical Evidence / Costumer Service


Dosen: Marius P Angipora

Selasa, 10 Desember 2013

Rangkum Rancangan Tata Letak dan Pengawasan Produksi Menurut para Ahli (Pengantar Bisnis)

1. RANCANGAN TATA LETAK
A. Definisi Tata Letak Fasilitas
1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas – fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
2) Menurut Apple (1990, p2), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Kegiatan perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu lingkungan.
3) Menurut Tompkins (1996, p1), facilities planning merupakan ilmu yang multi disiplin, dimana berkaitan dengan merencanakan layout fasilitas, memilih material handling sistem, dan menentukan peralatan proses yang diperlukan.

B. Peranan Perancangan Tata Letak Fasilitas
 Menurut Apple (1990, p3), perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut :
1) Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk mendapatkan produksi yang ekonomis.
2) Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif.
3) Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang dinamis, menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
4) Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi.
5) Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
( Anonim,2012)

2. PERENCANAAN TATA LETAK
1.      Pengertian Tata Letak
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
2.      Tujuan Perencanaan Tata Letak
Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :
a.              Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
b.              Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
c.              Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
d.             Meminimumkan hambatan pada kesehatan
e.              Meminimumkan usaha membawa bahan
Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
1.       Penanganan material – perencanaan tata letak harus memperhatikan gerakan dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan berdampak pada biaya penanganan material, biasanya mempunyai pengaruh yang cukup signifikan bagi biaya produksi.
2.       Utilisasi ruang – utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang diperhatikan  dalam perencanaa tata letak. Perkembangan teknologi memungkinkan  penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada dalam satu lantai, melainkan dapat  ke arah vertikal.
3.       Mempermudah pemeliharaan – perawatan mesin selain berpengaruh terhadap mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin.
4.       Kelonggaran gerak – perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi operatot /karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.
5.       Orientasi produk – jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau memelukan perhatian khusus dalam penangannya, umumnya menghendaki suatu tata letak yang tidak membuat produk dipindah-pindah. Sebaliknya, produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak yang berdasarkan proses.
6.       Perubahan produk atau disain produk – perencanaan tata letak juga memperhatikan perubahan jenis produk atau disain produk. Bagi perusahaan yang jenis produk atau disainnya sering berubah, tata letak mesin harus sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan.
3.      Jenis Tata Letak
Dalam industri manufaktur, secara umum tata letak dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
A.      Tata Letak Proses (process layout) /tata letak fungsional – penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya mesin-mesin bubut dikumpulkan pada daerah yang sama, sedemikian pula mesin-mesin potong diletakkan pada bagian yang sama.

Mesin-mesin ini tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk.               
Model ini cocok untuk discrete production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat jenis produk yang berbeda. Jenis tata letak proses dijumpai pada bengkel-bengkel, rumah sakit, universitas atau perkantoran.

KELEBIHAN :
1.       Memungkinan utilitas mesin yang tinggi
2.       Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multi-guna sehingga dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi
3.       Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin
4.       Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan
5.       Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi peralatan
6.       Memungkinkan spesialisasi supervisi
KELEMAHAN :
1.       Meningkatkan kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam serta tidak dapat digunakan ban berjalan
2.       Pengawasan produksi yang lebih sulit
3.       Meningkatnya persediaan barang dalam proses
4.       Total waktu produksi per unit yang lebih lama
5.       Memerlukan skill yang lebih tinggi
6.       Pekerjaan routing, pejadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali

B.      Tata Letak Produk (product layout) – apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir.

KELEBIHAN :
1.       Aliran material yang simple dan langsung
2.       Persediaan brg dlm proses yang rendah
3.       Total waktu produksi per unit yang rendah
4.       Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi
5.       Pengawasan produksi yang lebih mudah
6.       Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis
7.       Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu
KELEMAHAN :
1.       Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi
2.        Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang bersangkutan
3.       Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar
4.       Karena sifat pekerjaaanya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan

C.      Tata Letak Posisi Tetap (fixed positon lay out) – dipilih karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal lautm pesawat terbang, lokomotif atau proyek-proyek konstruksi
KELEBIHAN :
1.       Berkurangnya gerakan material
2.       Adanya kesempatan untuk melakukan pengkayaan tugas
3.       Sangat fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, bauran produk maupun volume produksi
4.       Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan
KELEMAHAN :
1.       Gerakan personal dan peralatan yang tinggi
2.       Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan
3.       Memerlukan tenaga kerja yang berketrampilan tinggi
4.       Biasanya memerlukan ruang yang besar serta persediaan barang dalam proses yang tinggi
5.       Memerlukan koordinasi penjadwalan produksi

PENGAWASAN
Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities. (Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)
Sedangkan menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) "Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan". Pengawasan dapat dipusatkan, dapat didesentralisir tergantung pada karyawannya. Apabila karyawan ahli maka dapat didesentralisir.
Pengawasan dapat dikelompokkan misalnya ke dalam :
1. Pengawasan produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai dengan permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis.
2. Pengawasan persediaan, yaitu menjamin tersedianya bahan dalam jumlah harga, waktu yang tepat sehingga proses produksi tidak terganggu.
3. Pengawasan kualitas, yaitu menjamin agar kualita hasil produksi, bahan dan bahan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan.
4. Pengawasan ongkos, yaitu menjamin agar produksi/operasi dijalankan dengan ongkos minimum sesuai dengan standar.
Walaupun pengawasan mahal tetapi diharapkan agar hasil pengawasan akan dapat memperbaiki kedudukan perusahaan karena penjualan dapat didorong karena kualita barang lebih unggul dari saingan, atau harganya bersaingan, dan lain-lain. Di dalam pengawasan perlu pula diperhatikan motivasi. Apabila motivasi kerja tidak cukup percuma saja dilakukan pengawasan, karena akibatnya pelaksana akan berbuat sekehendak hati. Hal ini perlu dihindari agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan. Berdasarkan pada batasan pengertian tersebut di atas dapatlah ditarik suatu simpulan bahwa pengawasan adalah suatu usaha pimpinan yang menginginkan agar setiap pekerjan dilaksanakan seagimana mestinya. Dengan kata lain bahwa tujuan pengawasan adalah untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang objek yang diawasi, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. 

1. Maksud dan Tujuan Pengawasan
Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan.
Menurut Situmorang dan Juhir ( 1994:22 ) maksud pengawasan adalah untuk :
1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak
2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam planning, yaitu standard.

Menurut Rachman (dalam Situmorang dan Juhir, 1994:22) juga mengemukakan tentang maksud pengawasan, yaitu:  
1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
3. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah.
4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi yang lebih benar.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur tingkat kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik.

Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Maman Ukas (2004:337) mengemukakan:
1. Mensuplai pegawai-pegawai manajemen dengan informasi-informasi yang tepat, teliti dan lengkap tentang apa yang akan dilaksanakan.  
2. Memberi kesempatan pada pegawai dalam meramalkan rintangan-rintangan yang akan mengganggu produktivitas kerja secara teliti dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghapuskan atau mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi.
3. Setelah kedua hal di atas telah dilaksanakan, kemudian para pegawai dapat membawa kepada langkah terakhir dalam mencapai produktivitas kerja yang maksimum dan pencapaian yang memuaskan dari pada hasil-hasil yang diharapkan.
Sedangkan Situmorang dan Juhir (1994:26) mengatakan bahwa tujuan pengawasan adalah :
1. Agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang didukung oleh suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna (dan berhasil guna serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruksi dan terkendali dalam wujud pengawasan masyarakat (kontrol sosial) yang obyektif, sehat dan bertanggung jawab.
2. Agar terselenggaranya tertib administrasi di lingkungan aparat pemerintah, tumbuhnya disiplin kerja yang sehat.
3. Agar adanya keluasan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau kegiatan, tumbuhnya budaya malu dalam diri masing?masing aparat, rasa bersalah dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal-hal yang tercela terhadap masyarakat dan ajaran agama.

 Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Menurut Sule dan Saefullah (2005 : 318-319) ada empat tujuan pengawaqsan tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimumkan kegagalan, meminimumkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.
1. Adaptasi lingkungan, adalah agar perusahaan dapat terus menerus beradaptasi denganperubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal.
2. Meminimumkan kegagalan, adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi misalnya perusahaan berharap agar kegagalan seminimal mungkin.
3. Meminimumkan biaya, adalah ketiga perusahaan mengalami kegagalan.
4.  Antisipasi komplesitas organisasi, adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang kompleks.
Sementara tujuan pengawasan menurut Soekarno (dalam Safrudin, 1995 : 36 ) adalah : Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana, yang digariskan,  mengetahui apakah sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi serta asas yang ditentukan, mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam bekerja, mengetahui apakah sesuatu berjalan efisien atau tidak, dan mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan, atau kegagalan ke arah perbaikan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pada pokoknya tujuan pengawasan adalah:
1. Membandingkan antara pelaksanaan dengan rencana serta instruksi-instruksi yang telah dibuat.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan serta efisiensi dan efektivitas kerja.
3. Untuk mencari jalan keluar apabila ada kesulitan, kelemahan dan kegagalan, atau dengan kata lain disebut tindakan korektif. 

2. Macam Teknik Pengawasan
Disarikan dari pendapat Koontz, et. al. (dalam Hutauruk, 1986 : 298-331) tentang teknik pengawasan, terdapat dua cara untuk memastikan pegawai merubah tindakan/sikapnya yang telah mereka lakukan dalam bekerja, yaitu dengan dilakukannya pengawasan langsung (direct control) dan pengawasan tidak langsung (indirect control). Pengawasan langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang dirancang bangun untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan rencana. Dengan demikian pada pengawasan langsung ini, pimpinan organisasi mengadakan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang dijalankan, yaitu dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa dan  mengecek sendiri semua kegiatan yang sedang dijalankan tadi. Tujuannya adalah agar penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana yang terjadi dapat diidentifikasi dan diperbaiki.
Menurut Koontz, et. al, pengawasan langsung sangat mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya rendah. Sementara pengawasan tidak langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang dilakukan dengan menguji dan meneliti laporan-laporan pelaksanaan kerja. Tujuan dari pengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan mengantisipasi serta dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menghindarkan atau memperbaiki penyimpangan.
 Menurut Koontz, et. al, pengawasan tidak langsung sangat mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya tinggi.

Sementara Bohari (1992:25) membagi macam teknik pengawasan sebagai berikut :
1. Pengawasan preventif, dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan preventif ini biasanya berbentuk prosedur-prosedur yang harus ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan. Pengawasan preventif ini bertujuan: 
a. Mencegah terjadinya tindakan-tindakan yang menyimpang dari dasar yang telah ditentukan.
b. Memberi pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara efisien dan efektif.
c. Menentukan saran dan tujuan yang akan dicapai.  
d. Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai instansi sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
2. Pengawasan represif, ini dilakukan setelah suatu tindakan dilakukan dengan membandingkan apa yang telah terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. Dengan pengawasan represif dimaksud untuk mengetahui apakah kegiatan dan pembiayaan yang telah dilakukan itu telah mengikuti kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
 Pengawasan represif ini biasa dilakukan dalam bentuk: 
a. Pengawasan dari jauh, adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara pengujian dan penelitian terhadap surat-surat pertanggungan jawab disertai bukti-buktinya mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
b. Pengawasan dari dekat, adalah pengawasan yang dilakukan di tempat kegiatan atau tempat penyelenggaraan administrasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka teknik pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, semuanya tergantung pada berbagai kondisi dan situasi yang akan terjadi, maupun yang sedang terjadi/berkembang pada masing-masing organisasi. Penentuan salah satu teknik pengawasan ini adalah agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada tindakan yang telah dilakukan atau agar penyimpangan yang telah terjadi tidak berdampak yang lebih buruk, selain itu agar dapat ditentukan tindakan-tindakan masa depan yang harus dilakukan oleh organisasi.

3. Fungsi-fungsi Pengawasan
Menurut Sule dan Saefullah (2005 : 317) mengemukakan fungsi pengawasan pada dasarnya meruapakan proses yang dilakukan  untuk memastiakan agar apa yang telah direncanakan berjalan sebagaiamana mestinya. Termasuk kedalam fungsi pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang menghambat sebuah kegiatan, dan juga pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai.
Sebagai kesimpulan, fungsi pengawasan diperlukan untuk memastikan apa yang telah direncanakan dan dikoordinasikan berjalan sebagaimana mestinya ataukah tidak. Jika tidak berjalan dengan semestinya maka fungsi pengawasan juga melakukan proses untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap mencapai apa yang telah direncanakan.
Fungsi dari pengawasan sandiri adalah :
1) Mempertebal rasa tangung jawab dari pegawai yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanan pekerjan.
2) Mendidik pegawai agar melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
3) Mencegah terjadinya kelalaian, kelemahan dan penyimpangan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
4) Memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar dalam pelaksanaan pekerjan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

4. Tindak Lanjut Pengawasan
 Pada dasarnya pengawasan bukanlah dimaksudkan untuk mencari kesalahan dan menetapkan sanksi atau hukuman tetapi pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan yang sesunguhnya mengenai pelaksanaan kegiatan organisasi.

 5. Pentingnya Pengawasan
Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi, menurut Siswanto (2009 : 200) adalah :
1. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan persaingan baru, diketemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru, dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi, sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan komplesitas organisasi. Semakin besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas tetap terjaga, penjualan eceran pada para penyalur perlu dianalisis dan dicatat secara tepat, bermacam-macam pasar organisasi, luar dan dalam negeri, perlu selalu dimonitor. Di samping itu organisasi luar dan dalam negeri, perlu selalu dimonitor. Disamping nitu organisasi sekarang lebih bercorak desentralisasi, dengan banyak agen-agen atau cabang-cabang penjualan dan kantor-kantor pemasaran, pabrik-pabrik yang terpisah secara geografis, atau fasilitas-fasilitas penelitian terbesar luas. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan memesan barang atau komponen yang salah, membuat penentuan harga yang terlalu rendah, masalah-masalah didiagnosa secara tidak tepat. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggungjawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan menginplementasikan sistem pengawasan.
Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas bawahan. Kata pengawasan sering mempunyai konotasi yang tidak menyenangkan, karena dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi pribadi. Padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan. Sehingga tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas, dan sebagainya, yang akhirnya merugikan organisasi sendiri. Sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan.    
6. Tahapan-Tahapan Proses Pengawasan
1. Tahap Penetapan Standar Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. Standar Phisik
b. Standar Moneter
c. Standar Waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan l laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.  
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.

7. Pengawasan Yang Efektif
Pengawasan yang efektif menurut Sarwoto (2010 : 28) yaitu :
1. Ada unsur keakuratan, dimana data harus dapat dijadikan pedoman dan valid
2. Tepat-waktu, yaitu dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasikan secara cepat dan tepat dimana kegiatan perbaikan perlu dilaksanakan
3. Objektif dan menyeluruh, dalam arti mudah dipahami
4. Terpusat, dengan memutuskan pada bidang-bidang penyimpangan yang paling sering terjadi
5. Realistis secara ekonomis, dimana biaya sistem pengawasan harus lebih rendah atau sama dengan kegunaan yang didapat
6. Realistis secara organisasional, yaitu cocok dengan kenyataan yang ada di organisasi
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja, karena dapat menimbulkan sukses atau gagal operasi serta harus sampai pada karyawan yang memerlukannya
8. Fleksibel, harus dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi, sehingga tidak harus buat sistem baru bila terjadi perubahan kondisi
9. Sebagai petunjuk dan operasional, dimana harus dapat menunjukan deviasi standar sehingga dapat menentukan koreksi yang akan diambil
10. Diterima para anggota organisasi, maupun mengarahkan pelaksanaan kerja anggota organisasi dengan mendorong peranaan otonomi, tangung jawab dan prestasi.



Dosen : Marius P Angipora

Senin, 09 Desember 2013

08.PENGORGANISASIAN (PENGANTAR MANAJEMEN)

PENGORGANISASIAN


Kata
Pengorganisasian berasal dari kata organisasi.
Kata organisasi memiliki 2 pengertian umum yaitu:
1.       Organisasi menendakan suatu lembaga atau kelompok fungsional :
Contoh : perusahaan, rumah sakit, lembaga lembaga pemerintah, dsb.
( organisasi sebagai tools of management )
2.       Organisasi berkenaan dengan proses pengorganisasian, yakni sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien atau efektif.
( Organisasi sebagai Function of Management )

Organisasi merupakan hal yang statis yang menggambarkan pola-pola, skema, bagan-bagan yang menujukan garis perintah, hubungan hubungan yang ada dan yang lain lain.
Dengan demikian organisasi hanya merupakan “alat” atau “wadah” tempat manajer melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengertian Organisasi :
1.       Menurut Chester I. Bernard :
Organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

2.       Menurut James D. Mookey :
Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud bersama.

Pengertian PENGORGANISASIAN :
Pengertian pengorganisasian memiliki beberapa pengertian lain:
1.       Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yg paling efektif sumber daya –sumber daya keuangan, fisik, bahan baku dan tenaga kerja organisasi.
2.       Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan kegiatannya dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seseorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota kelompoknya.
3.       Pengorganisasian itu menunjukan hubungan hubungan antara fungsi fungsi, jabatan jabatan, tugas tugas, dan para karyawan.
4.       Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Ada 3 hubungan dasar dalam hubungan formal:
1.       Tanggung jawab
2.       Wewenang
3.       Pertanggung jawaban

Langkah langkah pengorganisasian :
1.       Mempelajari sebuah pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
2.       Membagi beban kerja kedalam aktifitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
3.       Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dalam cara logis dan efisien.
4.       Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.
5.       Memantau efektifitas organisasi dan pengambilan langkah langkah penyesuian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektisitas.

Keuntungan adanya pengorganisasian yang baik:
1.       Dapat terjalin pola hubungan yang baik dalam organisasi,  antar anggota organisasi, sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan organisasi.
2.       Setiap anggota organisasi dapat mengetahui dengan jelas tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya.
Elemen Pengorganisasian:
Menurut Grifin:
Membagi elemen organisasi atas 6:
1.       Merangcang pekerjaan
a.       Spesialisasi pekerjaan
b.      Keuntungan dan keterbatasan dalam spesialisasi
c.       Alternatif dalam spesialisasi
2.       Mengelompokkan pekerjaan
a.       Rasionalisme departement
b.      Dasar umum departelisasi
                                                               i.      Fungsional
                                                             ii.      Produk
                                                            iii.      Pelanggan / pasar :
1.       Pasar konsumen
2.       Pasar reseller :
a.       Pedagang Besar
b.      Grosir
c.       Distributor
d.      Pengecer
3.       Pasar Industri/Bisnis
4.       Pasar Pemerintah
5.       Pasar International
                                                           iv.      Departementalisasi atau Departemtasi adalah suatu proses penentuan  cara bagaimana kegiatan kegiatan dikelompokan.
Ada beberapa bentuk departementalisasi yang dibentuk atas dasar:
1.       Fungsi : pemasaran, produksi, keuangan.
2.       Produk dan Jasa : divisi elektronik, automotif.
3.       Wilayah : divisi DKI, JABAR
4.       Langganan : Penjual, konsumen, Pemerintah
5.       Peralatan
6.       Waktu : Shift dan jam kerja
7.       Pelayanan
8.       Proyek & Matriks
3.       Menciptakan Hubungan Pelaporan
a.       Rantai  Komando
b.      Organisasi bertingkat di oprasional datar
c.       Menentukan Rentan yang sesuai
4.       Mendistribusikan Ototitas
a.       Proses Pendelegasian
                                                               i.      Alasan Pendelegasian
                                                             ii.      Bagian proses pendelegasian
                                                            iii.      Masalah Masalah Dalam Proses Pendelegasian
b.      Desentralisasi dan Sentralisasi
5.       Mengkoordinasikan Aktivitas
6.       Membedakan Berbagai Posisi



Dosen : Marius P Angipora

Rabu, 04 Desember 2013

Materi Persentasi Pariwisata Kelompok III, Negara Brazil (Pengantar Pariwisata)

Materi Persentasi Pariwisata Brazil
             1.   Makanan Khas Brazil ( Dipersentasikan Oleh Ella dan Dicky ):
A.      Feijoada

 Feijoada adalah sup kacang hitam dengan daging sapi atau babi, yang merupakan makanan yang terkenal di Portugis, dan juga Brazil, Angola dan semua koloni Portugis. Di Brazil, feijoada dianggap sebagai makanan nasional.

A.      Moqueca
hidangan ikan laut dan udang yang dimasak dengan minyak sawit Dende dan santan kelapa, dengan bumbu minimalis, bawang bombay, bawang putih, jahe, cabe, tomat, daun ketumbar fresh, garam dan merica.

A.      Caipirinha
minuman beralkohol jenis koktail yang berasal dari Brasil. Dibuat dari Cachaça, jeruk limau, gula dan es batu, Caipirinha harus dibuat gelas per gelas karena kandungannya sangat tidak teratur sehingga bila dibuat dalam pitcher sulit untuk dibagi-bagi ke dalam gelas.



A.      VATAPA

Vatapá [vatapa] adalah Brasil hidangan yang terbuat dari roti , udang , santan , digiling halus kacang tanah dan kelapa sawit dihaluskan menjadi pasta kental Makanan ini sangat populer di Utara dan Timur Laut, tetapi lebih khas di negara bagian timur laut Bahia dimana biasanya dimakan dengan acarajé , meskipun Vatapá sering dimakan dengan nasi putih di wilayah lain di Brasil. . Atau, udang bisa diganti dengan tanah tuna , ayam , atau kalkun , diantara pilihan lain.



A.      Casquinha de siri
Casquinha de siri adalah masakan Brasil dibuat dengan daging kepiting, dan itu adalah umum di berbagai daerah. Ada ada beberapa variasi resep. Satu ini dibuat dengan santan, minyak sawit,tomat, keju Parmesan, dan remah-remah roti.



2. Festival Yang Terbesar dan Terkenal Di Brazil (oleh Engki Aprildo)

Brazil Carnival


Brazil Karnaval menjadi salah satu festival besar di dunia. Kegiatan ini berlangsung selama 40 hari atau enam pekan berturut-turut sebelum awal pra-Paskah sekitar bulan Februari sampai Maret. Karnaval dilakukan hampir di seluruh sudut negara ini.
Berbeda kota, maka akan berbeda pula gaya karnavalnya. Di Rio de Janeiro dan Sao Paulo, misalnya, parade ini telah teroganisir dengan sangat baik dan menjadi kegiatan besar yang dipimpin oleh sekolah samba.
Selama enam pekan perayaan, hampir seluruh kegiatan warga Brasil terhenti. Pawai inipun menambah pemasukan sektor pariwisata Brasil dikarenakan sangat besarnya antusias para turis untuk menyaksikan perhelatan akbar ini.
Parade akan mengitari jalanan Brasil. Warga berdandan dan mengenakan kostum berwarna-warni yang begitu indah. Kalangan perempuan tampak seksi dalam balutan kostum yang mayoritas bernuansa bulu-bulu. Parade ini bertambah meriah dengan suguhan Tari Samba khas Brasil.


3. Mata uang ( Dipersentasikan Oleh Dicky )
Cruzerio Real diubah menjadi Real Brazil sejak 1994, dengan nilai 1 Real Brazil = 2.750 Cruzerio Real. Kurs Mata Uang Real Brazil per 04 Desember 2013: Rp 5.o45,- / 1 Real Brazil

Contoh Real Brazil

                                                                

4. Kebiasaan Umum Masyarakat Brazil ( Dipersentasikan Oleh Tyas dan Engki )

1.       Kata “Brazil” berasal dari bahasa Portugal yang artinya “kayu merah”. Orang Brazil kebanyakkan mempunyai sifat terbuka dan enak diajak bergaul. Orang Brazil mempunyai adat yang menarik. Pria di Brazil suka menggambarkan seekor harimau di depan dadanya untuk menyatakan dirinya pemberani, ada juga yang menggambarkan panah di depan dadanya untuk menyatakan dirinya adalah pemanah terbaik.

2.       Di Brazil, warna ungu menyatakan sedih dan warna kuning mengartikan putus harapan. Mereka beranggap orang meninggal ibarat daun kuning yang gugur. Mereka percaya warna ungu akan membawakan kesedihan. Dan warna coklat tua akan membawakan ketidakberuntungan. Jadi mereka sangat benci warna ini.

3.       Orang Brazil sangat terbuka dalam mengungkapkan perasaan. Saat bertemu di jalan mereka saling memeluk. Tidak peduli pria atau wanita, saat bertemu dan berpisah harus bersalaman. Ibu-ibu saat bertemu saling menempelkan pipinya dan mengeluarkan bunyi ciuman.

4.       Orang Brazil tidak terlalu memperhatikan pentingnya waktu. Saat berbicara dengan orang Brazil, jangan mengungkit tentang pekerjaan sebelum mereka mengungkitnya lebih dulu. Saat berbicara tidak boleh dalam jarak telalu jauh. Tidak peduli seberapa panasnya cuaca di sana, saat bertamu memakai warna gelap adalah yang terbaik.

5.       Bioskop di Brazil terbai atas 3 tingkat sesuai umur dan criteria. Saat pergi nonton jangan lupa membawa KTP untuk pemeriksaan. Di Brazil ketika akan masuk ke rumah pribadi orang lain, harus mendapat persetujuan. Jika ditanya sampai 3 kali oelh pemiliknya dan tidak ada jawaban dari orang yang akan berkunjung, maka pemilik rumah boleh mengangkat pistol dan menembak.

6.       Orang Brazil dan kopi adalah sesuatu yang tidak terpisahkan. Mengkonsumsi 10 gelas kopi dalam sehari adalah hal yang sangat wajar.

7.       Brazil terdiri dari kumpulan orang eropa, afrika, Indian, arab dan asia. Namun yang utama adalah orang Portugal. Oleh karena itu budayanya sangat dekat dengan protugal. Makan ikan di Brazil belum umum/menyeluruh. Biasanya orang Brazil memakan ikan hanya di hari jumat atau di hari paskah. Orang Brazil sangat menyukai udang, namun harganya mahal.

8.       Orang Indian yang ada di Brazil mempunyai satu kebiasaan aneh yaitu mandi. Mereka beranggapan mengajak tamunya mandi adalah bentuk pelayanan terbaik buat tamu. Dalam sehari mereka biasanya mandi puluhan kali.



5. Kesenian ( Di persentasikan oleh Maulida )

Tari Tarian :

A.      Tari Samba
Samba  adalah tarian Brasil dan genre musik yang berakar dari Afrika. Hal ini diakui di seluruh dunia sebagai simbol dari Brasil dan Karnaval Brasil. Dianggap sebagai salah satu ungkapan paling populer budaya Brasil, samba telah menjadi ikon identitas nasional Brasil. Samba de Roda (tari lingkaran) dari Bahia, yang menjadi warisan dunia oleh UNESCO bidang kemanusiaan pada tahun 2005, adalah akar utama dari Carioca samba, samba yang dimainkan dan ditarikan di Rio de Janeiro.

B.      Tari Capoeira
Capoeira Tari sekaligus olahraga beladiri yang berasal dari masyarakat Brazil. Karena keunikannya yang menggabungkan seni beladiri, musik, senam, dan akrobatik. Gerakannya yang khas adalah tarian dan tendangan dengan diiringi musik tradisional (pelengkap).
Tari Capoeira awalnya pada tahun 1500an dipopulerkan oleh budak Afrika yang dibawa Portugal di Brazil untuk bekerja di perkebunan.
Selain gerakan, musik menjadi elemen dasar dari seni Capoeira. Ada 3 macam lagu dalam capoeira yakni ladainha (lagu pembuka), quadras, dan corridos. Hampir tidak mungkin memainkan capoeira tanpa musiknya.
                                


6. 8 Hal Jangan dilakukan di Brazil ( Persentasi Oleh Siti dan Irfan ) :
1.       Jangan Memberi Tanda OK Dengan Jari Anda – Brazil
Di Brazil, tanda OK secara kasar mempunyai kesamaan arti dengan gesture ketika anda mengacungkan jari tengah anda.
Salah satu insiden yang paling terkenal adalah ketika Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon mengunjungi Brazil. Ketika ia baru saja turun dari pesawat, ia mengangkat kedua tangannya dan memberi gesture OK.

2.       Jangan mengambil hewan, tanaman dan batu berharga atau Memberi makan hewan.

Di Brazil Pemerintah melarang anda memelihara hewan kecuali anda membayar pajak untuk hal tersebut.

3.       Jangan membawa atau memakai perhiasan mencolok di depan umum.

Tingkat kejahatan di jalan Brazil tergolong tinggi, maka sebaiknya anda berhati hati dengan barang barang anda termasuk dompet dan barang elektronik.

4.       Jangan menganggap wanita brazil murahan atau mudah diajak berhubungan badan, anda mungkin akan dikenakan pasal pelecehan seksual.

Mayoritas masyarakat brazil beragama katolik, jadi mereka masih menganggap pentingnya norma kesusilaan dan menganggap sex bebas adalah hal yang tabu. Memang mereka suka mengenakan pakaian minim, tapi itu lebih dikarenakan cuaca di Brazil yangg sangat panas.

5.       Jangan mengeluarkan pernyataan atau tindakan yang menjurus ke arah rasisme.

Rasisme dianggap tindakan Kriminal di negara tersebut.

6.       Jangan berbicara dengan bahasa Spanyol

Kebanyakan turis menganggap kebudayaan mereka mirip dengan kebudayaan meksiko dan kuba, seperti Subreros, Salsa, dan Guerillas. Tapi Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Portugis berbeda dengan bahasa negara Meksiko dan Kuba, dan mereka tidak mengerti bahasa Spanyol.

7.       Jangan  Mengatakan Rio de Janeiro sebagai Ibukota Brazil.

Roi de Janeiro sudah tidak menjadi Ibukota Brazil sejak 1960, dan ibukotanya yang sekarang adalah Brasilia.

8.       Jangan Membeli makanan jajanan dijalan atau Menerima makanan dari orang yang tidak anda kenal.

Kemungkinan anda menjadi incaran kriminalitas di brazil cukup tinggi, maka akan lebih baik jika anda menjaga makanan atau minuman yang akan anda konsumsi, karena besar kemungkinan makanan atau minuman yang anda konsumsi dari sumber yang tidak jelas itu beracun atau mengandung obat bius.




7. 8 Hal Yang sebaiknya dilakukan di Brazil ( Persentasi Oleh Lisa dan Maulida) :

1.       Memakai pakaian longgar  dan mengalungkan kamera, tidak mengenakan perhiasan atau jam mahal dan juga membawa uang dan kartu kredit secukupnya.
2.       Menyimpan barang berharga dan pasport anda di safe deposit box hotel, segera setelah anda check-in.
3.       Menggunakan bahasa Portugis sebisa mungkin. Penduduk Brazil menghargai turis yang bisa menggunakan bahasa mereka, mengetahui Ibukota mereka dan mengetahui perkembangan ekonomi negara tersebut.
4.       Melakukan berjabat tangan untuk pria, sedangkan wanita cenderung untuk mencium satu sama lain dalam sapaan. Salam dilakukan dengan jabat tangan disertai dengan menyentuh lengan bawah, siku, dan tepukan di punggung.
5.       Berhati hati dalam membuat janji pertemuan, dikarenakan di Brazil terlebih di Sao Paolo, anda harus memperhatikan kondisi lalu lintas. Jika terjadi hujan atau kecelakaan lalu lintas itu mungkin akan menjadi masalah besar. Jadi sebaiknya anda memprediksikan satu jam lebih awal dari prediksi anda jika kondisi lalu lintas normal.
6.       Saat anda ingin keluar, sebaiknya anda mengenakan krim Matahari. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca di Brazil yang sangat panas terutama pada musim panas.
7.       Jagalah Barang anda bawa dekat dengan tubuh anda saat anda berjalan di luar. Waspadai anak-anak jalanan, meskipun mereka terlihat manis dan polos, mereka adalah beberapa pencuri dompet yang paling ahli.

8.       Bawalah Peta dan kamus bahasa portugis kemanapun anda akan pergi.



Note :
1. Setiap anggota akan mempersentasikan materi sesuai judul yang ditetapkan dan diharapkan dapat menghapal materi, karena penilaian perorangan bukan perkelompok.
2. Jika ada yang mendapat 2 judul maka materi yang kedua hanya sebagai pendamping.
3. Ketua akan memback up untuk materi yang gagal atau tidak mampu di persentasikan oleh anggota.