Jumat, 25 Oktober 2013

Lingkungan Bisnis Hotel (Manajemen Perhotelan-03)

Lingkungan Bisnis Hotel

1.       Lingkungan Mikro :
a.       Pemilik :
Pemilik Bisa seorang investor atau pemegang saham dan juga jajaran direksi, sangat memiliki pengaruh besar dalam lingkungan hotel karena jika terjadi perselisihan antara pemegang saham dan direksi hal tersebut menyebabkan gangguan internal pada operasional hotel dan dapat menyebabkan gangguan langsung.
b.      Konsumen :
Seorang konsumen akan menilai langsung mengenai pelayanan dan kepuasan yang di dapatkan dari hotel. Hal ini memiliki pengaruh besar terhadap citra hotel di mata konsumen maupun calon konsumen karena jika konsumen puas maka ia akan memberitahukan kepada teman dan orang sekelilingnya dan merokendasikan hotel tersebut, begitupun sebaliknya jika ia merasa kurang puas maka dia akan melakukan hal yang sama.
c.       Pemasok :
Pemasok adalah perusahaan atau unit usaha yang memasukan bahan baku dan bahan setengah jadi kehotel. Hubungan yang buruk dengan pemasok menyebabkan pemasokan bahan baku dan bahan setengah jadi menjadi terhambat dan menggangu operasional karena tidak tersedianya bahan yang dapat diolah menjadi produk konsumsi, begitupun sebaliknya jika hubungan baik maka pasokan bahan baku menjadi lancar dan operasional hotel pun berjalan baik dan sesuai rencana.
d.      Assosiasi / PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia)
Assosiasi memiliki peran sebagai penengah dan pembaut kebijakan yang akan di terapkan kepada setiap anggotanya agar menjaga stabilitas persaingan yang sehat dan terjalin kerjasama antar hotel dan pengusaha.


2.       Lingkungan Makro :
a.       Pemerintah :
Kondisi yang terjadi seperti Inflasi menyebabkan pengaruh tidak langsung terhadap kegiatan bisnis perhotelan. Karena dengan adanya inflasi maka harga bahan baku meningkat dan menyebabkan hotel kehilangan laba akibat kenaikan bahan baku dan bahan setengah jadi. Dan kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah dapat memiliki pengaruh baik dan buruk bagi hotel, seperti penetapan UMR yang tinggi menyebabkan pengeluaran hotel meningkat, dan penetapan devisa yang besar kepada turis asing dapat menyebabkan berkurangnya jumlah turis yang berkunjung ke indonesia dan berdampak pada menurunnya occupancy rate hotel.
b.      Politik :
Kondisi Politik yang memanas dapat menyebabkan demo, hal tersebut berdampak pada hilangnya minat turis asing berkunjung ke negara dengan kondisi yang tidak kondusif.
c.       Kompetitor :
Persaingan bisnis perhotelan yang semakin ketat pun menciptakan situasi di mana jumlah penawaran lebih besar dari permintaan, yang menyebabkan occupancy rate hotel menjadi rendah karena jumlah konsumen tersebar.
d.      Sosial Budaya :
Hotel harus mengikuti peraturan sosial dan budaya yang ada di masyarakat, selain itu budaya yang terjadi di masyarakan pun memiliki pengaruh terhadap bisnis perhotelan. Contohnya jika di musim lebaran maka occupancy rate hotel akan rendah hal ini di sebabkan aktifitas perekonomian mengalami penurunan karena sebagian masyarakat Mudik Lebaran.
e.      Ekonomi :
Penurunan ekonomi berdampak pada aktifitas bisnis yang menurun pula hal ini berdampak pada berkurangnya pebisnis dalam dan luar negeri yang menggunakan jasa perhotelan.
f.        Teknologi :
Kemajuan teknologi berdampak pada kemudahan pebisnis hotel untuk mempromosikan fasilitas dan jasa. Dan juga mempermudah konsumen untuk melakukan reservasi.



Dosen : Sukowi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar